Sebenarnya Aku Nggak Kepingin Jadi PSK
20 Juli 2010
, Posted by Bisnis Online & News at 05.29
Sebanyak 45 peserta wanita pekerja seks komersial se-Provinsi Banten selama satu bulan akan memperoleh berbagai jenis pelatihan keterampilan di Balai Pemulihan Penyandang Sosial Rangkasbitung.
"Pelatihan keterampilan ini guna memiliki kemampuan untuk bekal hidup mereka," kata Kepala Balai Pemulihan Penyandang Sosial (BPPS) Rangkasbitung Anda Suhanda, Selasa (20/7/2010) di Rangaksbitung.
Anda mengatakan, para wanita pekerja seks komersial atau PSK kiriman dari berbagai daerah di Provinsi Banten mengikuti ketiga bidang keterampilan selama sebulan penuh.
Ketiga bidang keterampilan tersebut di antaranya bidang menjahit, salon kecantikan, dan tata boga karena keterampilan itu selalu identik dengan kaum perempuan. Selain itu, mereka juga mengikuti pelatihan kedisiplinan, olah aga, menyanyi, bimbingan rohani, bahasa Inggris, dan komputer.
Rina (25), peserta pelatihan warga Kabupaten Serang, mengaku pihaknya merasa senang mengikuti kegiatan keterampilan menjahit karena ternyata mampu membuat pakaian anak.
"Saya kira keterampilan ini bisa membantu mereka untuk hidup mandiri dan kami akan meninggalkan pekerjaan sebagai wanita malam," katanya. Peserta lain mengaku, kegiatan keterampilan tersebut tentu bisa mendorong usaha karena mereka menjadi wanita malam akibat lilitan kemiskinan.
"Sebetulnya, saya tidak mau mencari uang dengan menjajakan diri karena tidak memiliki keterampilan itu," kata Wati (35), warga Kota Cilegon.
Dia menambahkan, selesai pelatihan, dia akan membuka usaha di kampung halamannya karena saat ini sekitar 90 persen sudah mampu menguasai ilmu salon kecantikan. Selama masa pelatihan, kata Anda Suhanda, pihaknya tidak diperbolehkan teman atau keluarga menjenguk karena khawatir mengganggu kosentrasi mereka.
"Kami memberikan pelatihan ini dengan menyenangkan dan mendidik agar para PSK bisa meninggalkan pekerjaan yang tidak dibenarkan oleh hukum agama dan negara," katanya. Menurut dia, pelatihan keterampilan adalah salah satu upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kemandirian bagi mereka untuk terjun di masyarakat.
"Pelatihan keterampilan ini guna memiliki kemampuan untuk bekal hidup mereka," kata Kepala Balai Pemulihan Penyandang Sosial (BPPS) Rangkasbitung Anda Suhanda, Selasa (20/7/2010) di Rangaksbitung.
Anda mengatakan, para wanita pekerja seks komersial atau PSK kiriman dari berbagai daerah di Provinsi Banten mengikuti ketiga bidang keterampilan selama sebulan penuh.
Ketiga bidang keterampilan tersebut di antaranya bidang menjahit, salon kecantikan, dan tata boga karena keterampilan itu selalu identik dengan kaum perempuan. Selain itu, mereka juga mengikuti pelatihan kedisiplinan, olah aga, menyanyi, bimbingan rohani, bahasa Inggris, dan komputer.
Rina (25), peserta pelatihan warga Kabupaten Serang, mengaku pihaknya merasa senang mengikuti kegiatan keterampilan menjahit karena ternyata mampu membuat pakaian anak.
"Saya kira keterampilan ini bisa membantu mereka untuk hidup mandiri dan kami akan meninggalkan pekerjaan sebagai wanita malam," katanya. Peserta lain mengaku, kegiatan keterampilan tersebut tentu bisa mendorong usaha karena mereka menjadi wanita malam akibat lilitan kemiskinan.
"Sebetulnya, saya tidak mau mencari uang dengan menjajakan diri karena tidak memiliki keterampilan itu," kata Wati (35), warga Kota Cilegon.
Dia menambahkan, selesai pelatihan, dia akan membuka usaha di kampung halamannya karena saat ini sekitar 90 persen sudah mampu menguasai ilmu salon kecantikan. Selama masa pelatihan, kata Anda Suhanda, pihaknya tidak diperbolehkan teman atau keluarga menjenguk karena khawatir mengganggu kosentrasi mereka.
"Kami memberikan pelatihan ini dengan menyenangkan dan mendidik agar para PSK bisa meninggalkan pekerjaan yang tidak dibenarkan oleh hukum agama dan negara," katanya. Menurut dia, pelatihan keterampilan adalah salah satu upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kemandirian bagi mereka untuk terjun di masyarakat.
Sumber : Kompas.com
Currently have 0 komentar: